Energi Masa Depan



Pada 10 tahun terakhir ini, harga minyak di Indonesia naik turun. Diketahui bahwa pada tahun 2005, harga minyak naik, pada tahun 2008 anjlok, tahun 2009 naik lagi. Kemudian tiba-tiba pada 2 tahun terakhir ini,  harga minyak turun drastis hingga  $28 / barel. Hal ini bagus untuk Indonesia sebagai pengimpor minyak, namun sangat buruk bagi Indonesia sebagai produsen minyak.
            Harga minyak yang naik turun tersebut menimbulkan masalah bagi Indonesia. Jika energi dipakai sebagai pendapatan negara ternyata tidak bisa mendukung negara, tetapi energi akan menimbulkan efek yang baik jika energi dipakai sebagai modal pembangunan, industri, dan penggerak mesin-mesin produksi.

Tantangan Ekplorasi Dan Eksploitasi Migas
            Hampir setiap tahun atau setiap generasi selalu mengatakan bahwa minyak di Indonesia akan habis dalam kurun waktu 15 tahun. Faktanya, minyak kita memang menipis, namun sebenarnya potensi Indonesia masih tebal, lebih tebal lagi yang belum diekplorasi.
            Selama ini Indonesia masih sering mengalami kegagalan dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi migas karena ada 20 point permasalahan yang mendasarinya. Dari 20 permasalahan tersebut, hanya 3 point saja yang berkaitan dengan teknis, yaitu data, penemuan yang sedikit, serta kegagalan riset. Sisanya adalah masalah nonteknis seperti regulasi, pajak, tumpang tindih lahan, dan sebagainya.
            Sejak zaman Belanda hingga sekarang, Indonesia telah menemukan 84 milyar barel minyak. Jumlah itu sudah termasuk yang tidak bisa diambil, artinya minyak sudah ditemukan di dalam perut bumi, sudah bisa diukur jumlahnya namun susah atau bahkan tidak bisa disedot.
            Indonesia adalah negara dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia. Indonesia pun memiliki banyak cekungan yang menyimpan potensi migas. Namun, banyak pula cekungan di sekitar gunung berapi yang tertimbun endapan vulkanik. Karena endapan tersebut, lapisan bumi tidak bisa dibor sehingga minyak susah diambil.

Share this

Related Posts

First